Tetapi ketika pendidik berpikir bahwa anak didik bukanlah botol kosong yang siap untuk di isi, ketika dituangkan air hanya akan menunggu atau secarik kertas yang siap untuk digunakan menulis. Anak adalah karunia AllAH SWT yang diibaratkan sebagai tumbuhan kecil mungil indah bersemi yang perlu dirawat, diberikan pupuk sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang berharga baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Siswa dengan usia 15 tahun adalah usia dimana siswa memasuki jenjang sekolah menengah atas ( SMA), di usia ini siswa berada pada tahap Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir "kemungkinan". dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan
1. Penanaman karakter dari rumah Orang tua menjadi guru yang pertama bagi peserta didik, karena anak belajar dari apa yang dilakukan oleh orang tua mereka, ketika mereka diajarkan mulai berjalan dan berbicara, orang tua menjadi guru pertama bagi anak anaknya untuk mengenal dunia, bahkan didalam agama juga dijelaskan bahwa seorang anak dilahirkan seperti kertas putih dan orang tua lah yang akan menentukan kertas tersebut akan ditulis apa. dan sebagai orang tua sebaiknya juga memahami karakter anak, karena setiap anak tidak memiliki karakter yang sama dan pola belajar yang sama
2. Pembiasaan karakter di sekolah Sekolah juga memjadi pondasi utama untuk membentuk siswa dengan prestasi dan karakter yang baik, melalui program sekolah yang lebih dikenal dengan PPK (Penguatan Penddiikan karakter) seperti 5 S ( Sapa, senyum, sopan, santun, salam )ketika siswa bertemu dengan warga sekolah yang lain, atau melalui program pelaksanaan tausiah yang dilaksanakan petugasnya oleh siswa beserta dengan warga sekolah diharapkan siswa akan melakukan pembiasaan pada diri siswa dengan siraman rohani , banyak hal lain yang bisa dilaksanakan sekolah untuk membentuk karakter siswa melalui program baik yang bersifat rohani atau melalui kegiatan kegiatan ekstrakurikuler untuk membentuk siswa yang bertanggung jawab, komunikatif dan mencerminkan sifat gotong royong antar warga sekolah, melalui kerjasama antar warga sekolah diharapkan output dari siswa menghasilkan siswa yang berprestasi dan berkarakter.
3. Lingkungan yang kondusif Lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan seorang anak, lingkungan yang baik juga menghasilkan anak anak dengan jiwa yang sehat, untuk menjaga lingkungan yang sehat dan kondusif dibutuhkan kerjasama antara stakeholder yang terkait, baik orang tua, sekolah atau masyarakat dimana anak tersebut tinggal karena tanpa adanya kerjasama ini, sangat sulit untuk membentuk generasi emas untuk memasuki revolusi industri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar